Walking Cat

Wisata

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kuliner

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Wisata

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kuliner

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtyBssui1Zy9-hCsar5FcqTT49YL5xCOAjimzSbjH8gAcpSaIp4363nDqbzs0WTWhR2HDrJ3vq8u2Ox3KkRPq8PklkI2YhynSZmzeHjW0c88pUM6gdVEj7zMWIzCzASi87q0l1hivbmyo/s960/8-Tempat-Rekreasi-Di-Bedugul-Facebook-1200x900+%25281%2529.jpg

Wisata

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Walking Cat

Minggu, 07 November 2021

Begini Sejarah Lontong Balap yang Jadi Kuliner Khas Surabaya














Banyak orang mungkin tak akan menemukan makanan bernama Lontong Balap kecuali di Surabaya atau daerah Jawa Timur pada umumnya. Makanan Indonesia yang menjadi kuliner khas kota Surabaya ini memang memiliki keunikan tersendiri.

Lontong balap terbuat dari lontong, taoge rebus, tahu goreng yang dipotong-potong, lentho, dan kuah lontong dengan bumbu sambal petis, dan dilengkapi dengan bawang goreng. Meski menjadi makanan yang wajib dicoba ketika mengunjungi Surabaya, tidak semua orang tahu bagaimana sejarah atau asal mula lontong balap bisa ada hingga sekarang.

Dilansir dari Travel Kompas, seorang pedagang lontong balap bernama Sisno (pemilik warung lontong balap Cak Pri) mengungkapkan bahwa menurut kakeknya yang sudah berjualan lontong balap sejak tahun 1913, dulunya lontong balap dijual di sepanjang Jalan Semarang (kebun binatang). Setiap pagi mereka naik sepeda untuk menjajakan lontong dengan cara kebut-kebutan atau dalam istilah Jawa disebut "balapan". Oleh karena itu, orang menyebutnya lontong balap.

Hampir sama seperti dilansir dari Wikipediaasal mula lontong balap adalah ketika para penjual lontong berjalan cepat-cepat menuju pos terakhir di Pasar Wonokromo (dekat kebun binatang) dan ketika mereka berebut pembeli. Dari jalan cepat inilah, memberi kesan bahwa antar pedagang berpacu menjual dagangannya dengan cara siapa cepat ia dapat (dalam bahasa Jawa: balapan), dari "balapan" ini kemudian dikenal dengan nama lontong balap.

Saat ini, lontong balap sudah banyak dijual di warung-warung pinggir jalan dan tidak lagi berebut seperti dahulu. Beberapa orang masih berjualan dengan sepeda atau kereta dorong, namun nama lontong balap tetap melegenda sesuai cerita terdahulu dan bahkan menjadi khas dengan rasanya yang berbeda dengan makanan lainnya.

Jadi, jika kebetulan jalan-jalan ke Surabaya dan mencicipi lontong balap, kini sahabat Fimela tahu seperti apa sejarah makanan khas Surabaya ini ya. 


Sumber: www.fimela.com

Nasi Liwet Solo, Lebih dari Sekadar Makanan Sehari-hari




























Indonesia memiliki beraneka ragam olahan nasi. Dari Sabang sampai Merauke hampir semua memiliki olahan nasi yang khas daerahnya. Wajar saja, karena nasi merupakan makanan pokok Indonesia. Salah satu olahan nasi yang terkenal adalah nasi liwet Solo.

Buat kamu yang belum tahu, nasi liwet adalah nasi gurih (dimasak dengan santan kelapa) yang mirip nasi uduk dan disajikan dengan sayur labu siam, suwiran ayam,telur rebus opor, aneka lauk ayam dan areh. Merupakan endapan atau gumpalan santan, areh inilah yang menjadi ciri khas nasi liwet Solo. Nggak hanya menambah gurih, areh juga memiliki protein yang tinggi seperti daging.

Keunikan lain dari nasi liwet Solo adalah cara penyajiannya yang menggunakan pincuk atau piring beralaskan daun pisang. Memiliki tekstur yang pulen dan gurih, nasi liwet menjadi salah satu dari 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia. Nggak hanya disukai pencinta kuliner dalam negeri saja, bule-bule luar negeri pun menyukainya, lo.

Tapi tahukah kamu, kenapa dinamai nasi liwet?

Mengutip dari Kompas.com (10/6/2017), liwet sebenarnya merupakan cara memasak, bukan sebuah produk. Jadi kalau namanya nasi liwet, berarti nasi yang menggunakan teknik liwet. Proses ngliwet sendiri merupakan teknik memasak nasi dengan cara mencampur beras dan air, bisa air putih ataupun air santan, dalam satu tempat khusus. Tempat tersebut bisa ketel, kastrol, atau dandang dan dimasak di sana hingga matang, sama seperti prinsip rice cooker di zaman modern.

Namun, ngliwet juga identik dengan memasukkan bumbu seperti daun salam dan garam ke nasi dan air yang sedang dimasak. Setelah proses ngliwet itulah, kemudian diberikan aneka lauk pauk. Selain Solo, sebenarnya banyak daerah yang mengolah nasinya dengan cara diliwet, seperti nasi lemak di Sumatera, nasi uduk di Jakarta, nasi wuduk di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Bagi orang kota Solo, nasi liwet ini sudah menjadi makanan sehari-hari. Bisa dimakan  untuk sarapan hingga makan malam. Selain itu, nasi liwet Solo juga sering menjadi bagian sakral dari rangkaian upacara dan banyak perayaan. Misalnya dalam midodareni, acara Maulid Nabi Muhammad hingga upacara nyadranan (perayaan panen).

Nah, jika kamu datang ke kota Bengawan, nggak sulit untuk menemukan penjual nasi liwet. Biasanya nasi liwet dijajakan berkeliling dengan bakul bambu yang digendong oleh ibu-ibu atau dijual di warung lesehan di pinggir jalan. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, mulai dari Rp 8 ribu untuk per porsi nasi liwet, tergantung pilihan lauknya.

Namun jika kamu merasa kesusahan menemukan penjual nasi liwet, datanglah ke area dekat Mangkunegaran atau Solo Baru yang menjadi tempat konsentrasi penjual nasi liwet. Namun jika kamu ingin merasakan nasi liwet yang “asli” datanglah ke Baki, daerah nasi liwet Solo berasal.

Yup, tepatnya dari Desa Menuran, Kecamatan Baki, Sukoharjo, nasi liwet Solo ternyata lahir dari kalangan biasa,  Awalnya warga membuatnya dengan tujuan konsumsi pribadi dan dijual kepada masyarakat Solo sekitar tahun 1934. Sampai akhirnya Mangkunegaran tertarik dan menjadi santapan mereka juga.

Adapun saat ini, nasi liwet menjadi tren di kalangan masyarakat, termasuk di perkotaan. Mereka memakannya beramai-ramai atau biasa disebut bancakan (Jawa) yaitu mengkonsumsi nasi liwet bersama-sama dengan duduk berderet secara lesehan. Nasi dan lauk tersebut disajikan di atas daun pisang. Tertarik mencobanya?


Sumber: inibaru.id

GUDEG, KULINER DENGAN RASA KHAS MANIS DAN GURIH DARI YOGYAKARTA

Gudeg_Kendi

Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan berbagai jenis hal mulai dari budaya, adat-istiadat dan juga kulinernya. Setiap daerah memiliki makanan atau minuman khas yang dibanggakan dan menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Yogyakarta, sebagai salah satu daerah tujuan wisata di tanah air memiliki sebuah makanan khas yang pastinya sudah dikenal oleh orang banyak, yaitu gudeg. Saking populernya, kota Yogyakarta sering juga disebut sebagai kota gudeg.

Gudeg sendiri sebenarnya tidak hanya ditemukan di daerah Yogyakarta saja, namun juga dapat ditemukan di berbagai daerah lain di propinsi Jawa tengah. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa makanan ini identik dengan kota Yogyakarta.

Makanan dengan bahan dasar nangka muda ini ternyata sudah ada sejak lama. Terdapat banyak cerita mengenai asal usul dari gudeg dan salah satunya mengatakan bahwa makanan ini mulai dikembangkan bersamaan dengan pembangunan kerajaan Mataram Islam yang berada di daerah Kota Gede pada tahun 1500an.

pohon_nangka

Dikisahkan bahwa pada proses pembangunan kerajaan tersebut, para pekerja harus membersihkan lahan yang banyak ditumbuhi oleh berbagai jenis pohon termasuk pohon nangka, jati dan melinjo. Berlimpah ruahnya buah nangka muda dan berbagai jenis sayuran lainnya akhirnya mendorong para pekerja untuk memanfaatkannya sebagai bahan makanan.

Buah nangka yang ada akhirnya diolah dan dimasak dalam jumlah besar untuk bisa memenuhi kebutuhan para pekerja yang jumlahnya sangat banyak. Proses pengadukan (dalam bahasa Jawa disebut hangudek) menggunakan alat yang berukuran besar seperti dayung perahu. Nama gudeg sendiri diambil dari proses pengadukan tadi (hangudek menjadi gudeg).











Menu gudeg ini sendiri kemudian menjadi populer karena bahan utamanya berupa buah nangka muda dapat dengan mudah ditemukan di pekarangan dan kebun milik masyarakat Yogya. Sebenarnya, bahan pembuatan gudeg itu sendiri tidak hanya terbatas pada buah nangka saja. Pondoh kelapa atau bunga kelapa (manggar) juga sering dibuat menjadi gudeg yang dinamakan gudeg manggar. Selain itu, terdapat pula gudeg yang dibuat dari rebung atau anakan pohon bambu, namun jenis gudeg ini sangat sulit untuk dijumpai, sehingga tidak heran bila kebanyakan orang hanya mengenal gudeg yang terbuat dari buah nangka muda saja.

Citarasa gudeg yang manis dan gurih memang menjadi ciri khas dari makanan ini. Rasa khas dari makanan ini berasal dari proses memasak yang cukup lama. Proses memasak gudeg berlangsung hingga beberapa jam lamanya agar buah nangka muda tadi bisa benar-benar empuk dan bisa dikonsumsi. Uniknya lagi, gudeg dimasak bersamaan dengan daun jati, dimana daun inilah yang memberikan warna coklat yang khas dari masakan ini. 

Gudeg yang dimasak dengan menggunakan santan dan gula biasanya disajikan dengan nasi putih, lengkap dengan berbagai jenis lauk pauk seperti telur rebus, ayam kampung, tahu, tempe dan sambal goreng krecek yang terbuat dari kulit sapi. Jenis gudeg yang paling populer adalah gudeg basah yang memiliki kandungan santan yang cukup banyak. Namun seiring dengan perkembangan jaman dimana banyak orang yang ingin membawa gudeg sebagai oleh-oleh, muncullah varian dari gudeg yaitu gudeg kering dengan sedikit santan yang mampu bertahan lebih lama daripada gudeg basah. 






















Sebagai kota Gudeg, sangatlah mudah untuk menemukan makanan ini di kota Yogyakarta. Bahkan, di salah satu sudut kota Yogya yaitu daerah Wijilan, terdapat begitu banyak penjual gudeg yang selalu siap melayani para pengunjung. Para pengunjung bisa menikmati makanan ini ditempat atau bisa juga membawanya pulang dengan menggunakan kemasan yang unik berupa besek (tempat makanan yang terbuat dari anyaman bambu) atau kendil (wadah makanan yang terbuat dari tanah liat)


Sumber: www.nyonyamelly.com

10 Alasan Harus ke Heha Sky View Jogja, Alternatif Selain Bukit Bintang

Liburan ke Jogja? Sempatkan mengunjungi Heha Sky View Jogja!

Selalu ada alasan untuk mengunjungi Jogja. Sebab, Jogja enggak cuma menyimpan tempat wisata menarik yang terletak di pusat kota saja. Jika kamu mengunjungi pinggiran kota Jogja, juga akan menemukan tempat wisata dengan pesona yang tak kalah menakjubkan. Mulai dari wisata sejarah, budaya, hingga yang kekinian pun ada.
Salah satu wisata kekinian yang sedang happening banget beberapa tahun terakhir ini adalah Heha Sky View Jogja. Tempat wisata ini lokasinya terletak di Bukit Patuk, Gunungkidul. Meski agak jauh dari pusat kota, nyatanya Heha Sky View Jogja tetap menjadi tempat favorit anak muda dan keluarga untuk menghabiskan waktu.
Masih ragu untuk datang ke sini? Klook bakal kasih beberapa alasan kenapa harus ke Heha Sky View Jogja. Jangan sampai kelewatan!

1. Pemandangan Kota Jogja dari Ketinggian


Heha Sky View Jogja terletak di atas bukit. Maka enggak heran kalau ini menjadi salah satu tempat terbaik untuk menikmati pemandangan kota dari ketinggian. Kamu bakal disajikan panorama lampu-lampu kota yang berkilauan ketika malam sambil menikmati makanan atau minuman lezat yang dijual di sini.
Tak cuma indah pada malam hari, pemandangan kota juga menarik untuk dinikmati pada sore hari. Kamu bisa banget menjadikan panorama itu sebagai latar belakang foto Instagramable. Pemandangan kota ditambah dengan indahnya langit Jogja yang kemerahan pada sore hari, kebayang kan betapa eksotisnya?

2. Mencicipi Berbagai Makanan Enak

Jangan cuma menikmati pemandangannya saja, kamu juga wajib mencicipi makanan dan minuman yang tersedia di Heha Sky View Jogja. Tempat ini memiliki restoran yang menyediakan makanan khas Indonesia hingga masakan Barat. Banyak menu yang bisa kamu pilih mulai dari menu appetizer, main course, hingga dessert.
Selain di Heha Sky View Restaurant, kamu juga bisa menemukan banyak stall makanan di sini. Banyak banget stall makanan kekinian mulai dari sate taichan, pisang keju, es krim, roti panggang, dan masih banyak lagi. Kamu bisa makan dan duduk di kursi-kursi yang telah disediakan sambil menikmati sejuknya udara Bukit Patuk beserta pemandangan indahnya.

3. Public Space yang Nyaman


Harus diakui, Jogja bukan merupakan kota yang memiliki banyak public space. Salah satu public space populer yang sering dinikmati wisatawan mungkin hanya alun-alun. Nah, Heha Sky View Jogja ini bisa jadi salah satu alternatif buat kamu yang ingin mencari ruang publik yang nyaman untuk dinikmati.
Banyak juga komunitas yang menjadikan Heha Sky View Jogja sebagai tempat untuk berkumpul dan bersosialisasi. Selain bisa sekadar kumpul, kamu juga bisa menikmati pemandangan dari ketinggian, merasakan udara sejuk, dan tentu saja mengisi perut dengan makanan yang lezat.

4. Alternatif Tempat Nongkrong selain di Bukit Bintang


Kalau membahas soal melihat pemandangan Kota Jogja dari ketinggian, Bukit Bintang mungkin menjadi salah satu spot wisata paling populer. Tapi sayangnya, belum ada tempat khusus yang memberikan kenyamanan untuk menikmati pemandangan tersebut bagi para pengunjungnya. Banyak orang yang biasanya hanya memberhentikan kendaraan mereka di pinggir jalan atau berhenti di warung kaki lima yang tempatnya punya akses untuk menikmati pemandangan.
Jika bagi kamu nongkrong di Bukit Bintang terasa kurang nyaman, Heha Sky View Jogja ini harusnya bisa jadi alternatif pilihan. Kamu enggak perlu lagi berhenti di pinggir jalan atau mencari warung kaki lima yang atmosfernya bagus untuk bersantai dengan nyaman. Oleh karena di sini sudah disediakan banyak tempat duduk, stall makanan, hingga kamar mandi bersih. Sehingga suasana di sini terasa lebih nyaman.

5. Mencoba Foto di Lantai Kaca dari Ketinggian

Para wisatawan ke sini biasanya enggak cuma mengincar ingin makan di restoran atau jajan di stall makanan saja. Salah satu alasan utama mereka tentu saja untuk berburu spot foto yang Instagramable. Salah satu spot yang paling populer di tempat ini adalah rooftop yang lantainya dibuat dari kaca yang diberi nama Sky Glass.
Kamu harus memiliki keberanian lebih untuk berfoto di sini karena lantai kaca ini benar-benar transparan. Rasanya seperti kamu sedang melayang di udara. Ada biaya tambahan sebesar Rp 30.000 untuk bisa berfoto di Sky Glass. Kamu bisa foto sendirian atau bersama orang tercinta dengan maksimal empat orang yang boleh masuk secara bersamaan. 
Kalau pengen difotoin juga bisa. Kamu hanya perlu menyewa jasa fotografer yang sudah disediakan di sana yang tentunya ada biaya tambahannya.

6. Hunting Sunset

Waktu terbaik untuk mengunjungi Heha Sky View Jogja adalah pada sore hari. Sebab, tempat ini memiliki banyak spot outdoor yang membuat pemandangan langit kemerahan khas sore hari sangat indah untuk dinikmati. Kamu bisa melihat indahnya langit sore dari Sky Bridge yang dibuat khusus menampung banyak wisatawan untuk melihat keindahan kota maupun berburu spot Instagramable.
Jika ingin lebih bersantai, kamu juga bisa duduk manja di bean bag yang telah disediakan sambil menikmati sunset. Kalau cuacanya sedang cerah kamu juga bisa melihat gagahnya Gunung Merapi dan Merbabu yang begitu memesona.

7. Mencoba Outbond Kecil-kecilan

Heha Sky View Jogja juga ramah untuk anak-anak. Telah banyak keluarga yang menghabiskan waktunya di tempat wisata kekinian yang sedang populer tersebut. Selain bisa mengajak anak jajan makanan dan minuman serta menikmati suasana jauh dari pusat kota, anak-anak juga bisa diajak outbond kecil-kecilan di sini.
Fasilitas outbond ini berupa panjat tebing mini yang bisa dipakai oleh anak-anak saja. Selain terhibur saat berekreasi, panjat tebing mini ini dapat membantu anak mengasah kekuatan tangan mereka.

 

8. Merasakan Pengalaman Dinner Romantis di Ketinggian

Selain bersama keluarga, tempat wisata ini juga cocok didatangi bersama pasangan suami atau istri. Sebab, Heha Sky View Jogja juga merupakan tempat yang cocok untuk makan malam romantis. Ini bakalan menjadi momen yang tak terlupakan saat menikmati makanan lezat beratap taburan bintang di atas ketinggian 150 meter di atas permukaan laut.
Makan malam di Heha Sky View Restaurant ibarat makan malam romantis di lantai 35 hotel dengan latar landscape malam Kota Jogja. Pengalaman ini bahkan lebih menarik daripada hanya makan malam di hotel saja.

9. Spot Lovebox ala Namsan Tower

Kamu mungkin tahu di Namsan Tower, Korea Selatan memiliki spot gembok cinta yang terkenal banget. Enggak perlu jauh-jauh ke Korea, di Heha Sky View Jogja juga punya spot serupa yang diberi nama Lovebox. Di sini, kamu bisa menuliskan harapan cinta atau doa dengan menggunakan botol, akrilik, dan kayu sebagai media tulisnya.
Untuk menuliskan harapan di Lovebox ini, kamu harus merogoh kocek Rp 30.000 untuk satu media tulisnya. Sudah banyak wisatawan yang menuliskan harapan dan cita-cita mereka di spot ini. Tampilannya yang warna-warni juga menjadikan salah satu spot menarik untuk mengambil foto Instagramable.

10. Foto bak Terbang Pakai Balon Udara


Ada satu pemandangan menarik di dekat area bean bag Heha Sky View Jogja. Di situ terletak balon udara warna-warni yang terlihat jelas dengan mata. Rupanya ini merupakan salah satu properti yang banyak dijadikan spot foto menarik oleh para pengunjung. Biasanya, mereka menjadikan balon udara ini sebagai latar belakangnya.
Ya, balon udara ini hanya sekadar properti yang tidak bisa dinaiki sungguhan. Meski begitu, dengan angle yang tepat kamu bisa berfoto layaknya menaiki balon udara beneran. Semoga di waktu yang akan datang beneran ada wahana naik balon udara, ya.
Sumber: www.klook.com

Kamis, 04 November 2021

Sejarah Candi Borobudur dan Fakta-fakta unik

 

Kemegahan arsitektur Candi Borobudur tak lepas dari sejarah panjang berkembangnya agama Buddha di Indonesia. Kemasyhuran Candi Borobudur terkenal hingga ke mancanegara dan dikenal sebagai monumen Budha terbesar di dunia menurut laman Kementerian Pariwisata.
Lihat juga:Kerajaan di Indonesia yang Masih Ada hingga Saat Ini
Terletak di Magelang, Jawa Tengah, Candi Borobudur mengalami masa pemugaran cukup lama untuk mengembalikan keagungannya. Candi Borobudur merupakan salah satu harta karun paling berharga di Indonesia dan dunia. Berikut ulasan sejarah Candi Borobudur dan fakta uniknya:

1. Sejarah Singkat Candi Borobudur
Menurut catatan sejarah awal dibangunnya Candi Borobudur terjadi pada abad ke-8 dan 9 sekitar tahun 800 masehi pada masa pemerintahan dinasti Syailendra.
Pembangunan Borobudur diprediksi membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun sampai benar-benar rampung pada masa pemerintahan raja Samaratungga tahun 825.
Meski selesai dibangun, tidak ada catatan sejarah yang menjelaskan siapa sosok yang membangun candi Borobudur. Pasalnya, pada masa itu agama Hindu dan Buddha berkembang bersamaan di pulau Jawa.
Dinasti Syailendra tercatat sebagai penganut agama Buddha aliran Mahayana sementara di sekitar Borobudur juga terdapat penganut Hindu aliran Siwa.
Sejumlah arkeolog menduga pembangunan Candi Borobudur mengalami perombakan sebanyak empat kali. Awalnya pembangunan dimulai dengan meratakan dataran sekitar candi dan memadatkan tanah dengan batu untuk membentuk struktur piramida.


Struktur tersebut kemudian berubah lantaran ditambahnya luas undakan persegi dan melingkar. Kemudian, Borobudur mengalami perubahan terakhir pada undakan melingkar dan dilakukan pelebaran ukuran pondasi.
Kemegahan Borobudur sempat sirna selama berabad-abad karena terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi pohon dan semak belukar hingga menyerupai bukit.
Tidak diketahui alasan pasti Borobudur ditinggalkan penduduknya saat itu. Teori sejarah mengarah pada erupsi Gunung Merapi dan beralihnya keyakinan penduduk dari Budha ke Islam.
Kembalinya kemasyhuran Candi Borobudur terjadi pada masa Thomas Stamford Raffles saat menjabat sebagai Gubernur Jenderal di pulau Jawa pada 1811. Penemuan kembali terjadi saat Raffles mendengar terdapat sebuah bangunan besar tersembunyi jauh di dalam hutan dekat desa Bumisegoro.
Raffles kemudian mengutus seorang Insinyur Belanda bernama Christian Cornelius untuk memeriksanya.
Tersiarnya kabar penemuan kembali Borobudur juga menjadi malapetaka terjadinya kerusakan di banyak tempat. Sampai pada akhir 1960-an pemerintah Indonesia meminta bantuan kepada UNESCO untuk mengatasi permasalahan di Candi Borobudur.
Dalam sejarah Candi Borobudur, renovasinya menghabiskan waktu yang lama dan biaya yang besar sampai penetapan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada 1991.

2. Bentuk Candi Borobudur
Sebagai Candi Buddha terbesar di dunia sekaligus monumen Buddha terbesar di dunia melansir laman Kemdikbud, Candi Borobudur memiliki bentuk struktur seperti punden berundak yang semakin ke atas semakin mengecil dengan empat buah tangga yang terdapat pada setiap arah mata angin.
Candi Borobudur memiliki panjang 121,66 meter dengan lebar 121,38 meter dan tinggi 35,40 meter. Menurut filsafat Buddha, struktur tingkatan Candi Borobudur merupakan tiruan alam semesta akan roda kehidupan. Terdapat tiga tingkatan pada struktur Candi Borobudur Yakini:
Kamadhatu: Bagian terbawah candi yang melambangkan alam bawah, menggambarkan perilaku manusia yang masih terikat oleh nafsu duniawi.
Rupadhatu: Bagian tengah candi yang melambangkan alam antara, menggambarkan perilaku manusia yang sudah mulai meninggalkan keinginan duniawi, akan tetapi masih terikat oleh dunia nyata. Arupadhatu: Bagian atas candi yang melambangkan alam atas, menggambarkan unsur tak berwujud dan sebagai tanda tingkatan yang telah meninggalkan nafsu duniawi.

3. Fungsi Candi Borobudur

Selain sebagai tempat wisata, Candi Borobudur kini berfungsi sebagai tempat ziarah umat Buddha sedunia untuk menuntun umat manusia meninggalkan nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.
Dalam perjalanannya peziarah berjalan melalui serangkaian Lorong dan tangga dengan menyaksikan 1.460 relief yang terukir pada dinding batu candi.

4. Fakta Unik Candi Borobudur
Selain sejarah dan momen hari raya waisak yang menarik perhatian mancanegara, Candi Borobudur menyimpan sejumlah fakta unik diantaranya adalah:

1. Terdapat 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha, menjadikan Borobudur sebagai pemilik relief Buddha terlengkan dan terbanyak di dunia.
2. Pencurian arca marak terjadi. Arca kepala Budha asli marak dicuri untuk kemudian dijual di pasar barang antik, kolektor, dan pasar ilegal. Dari 504 arca buddha, banyak archa ditemukan dalam kondisi tanpa kepala.
3. Candi Borobudur pernah di bom. Dua tahun setelah pemugaran ke-2, 21 Januari 1985 sebanyak 13 bom diletakkan pelaku di sejumlah stupa kecil. 9 dari 13 bom tersebut meledak dan menghancurkan ratusan balok batu stupa. Aksi pemboman berkaitan dengan pemahaman radikal.
4. Pemerintah Hindia Belanda serahkan arca berharga ke Thailand dan Inggris. Pemerintah Hindia Belanda kala itu memberikan Cuma-Cuma artefak candi dalam jumlah banyak sebagai buah tangan kedatangan Raja Thailand Chulalongkorn II.
5. Pemerintah Hindia Belanda sempat mendirikan warung kopi di puncak stupa saat pertama kali ditemukan.

Demikian sejarah Candi Borobudur dan fakta unik yang dapat Anda ketahui. Jika tidak dijaga kelestariannya akan semakin tergerus dan punah.
Selalu ingat menjaga sikap dan tingkah laku serta berani menegur pengunjung lain apabila melihat aksi perusakan seperti buang sampah sembarangan, buang puntung rokok ke dalam stupa arca, melakukan aksi vandalism.


Menilik Asal Mula Rendang, Kuliner Khas Ranah Minang yang Mendunia

 Padang - Rendang dan masyarakat Minangkabau tak bisa dipisahkan. Kuliner ini sudah menjadi identitas tersendiri ketika menyambut hari-hari besar seperti memasuki bulan puasa dan lebaran.

Rendang juga diakui sebagai makanan terenak di dunia. Pengakuan tersebut otomatis meningkatkan eksistensinya di kancah dunia.

Lalu, pernahkan terpikir dari mana asal mula nama rendang dan bagaimana sejarahnya hingga menjadi kuliner khas di Ranah Minang?

Dikutip dari artikel "Rendang: The Treasure of Minangkabau” karya Muthia Nurmufid dan kawan-kawan yang terhimpun dalam Journal of Ethnic Foods (Desember 2017), istilah rendang atau dalam pelafalan orang Minang yakni randang, berasal dari kata marandang yang bermakna "secara lambat".

Dalam bahasa Minangkabau, marandang berarti memasak sesuatu berbahan santan dengan proses yang lambat (api kecil) hingga mengering.

Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian.

Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya.

Kemudian seni memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya, mulai dari Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau.

Sejarawan Universitas Andalas Prof Gusti Asnan menduga rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16.

"Perjalanan perantau melewati sungai dan memakan waktu lama, randang mungkin menjadi pilihan tepat saat itu sebagai bekal," katanya.

Rendang kering sangat awet dan tahan berbulan lamanya. Rendang semakin terkenal dan tersebar luas sangat jauh melampaui wilayah aslinya berkat budaya merantau suku Minangkabau.

Perantau dari Minangkabau tak sedikit yang membuka usaha rumah makan, di seluruh nusantara bahkan hingga Eropa.

Secara tak langsung, rumah makan ini diyakini memberikan kontribusi besar dalam memperkenalkan rendang di dunia.

Sumber: www.liputan6.com

Raja Ampat: Surga Petualangan Dunia di Ujung Papua

 

Sekilas pikiran menerawang dan sebuah lukisan elok pun muncul terbayang. Lautan lepas dengan pulau-pulau karang yang tersusun rapih menyambut beberapa ekor lumba-lumba yang berloncatan ceria. Langit yang biru berpadu dengan indahnya riak ombak menyisir setiap pasir putih di tepian pantai. Udara segar bertiup riuh rendah menjamin kesejukan alami khas hutan-hutan tropis yang hijau.

Sekilas pikiran menerawang dan sebuah lukisan elok pun muncul terbayang. Lautan lepas dengan pulau-pulau karang yang tersusun rapih menyambut beberapa ekor lumba-lumba yang berloncatan ceria. Langit yang biru berpadu dengan indahnya riak ombak menyisir setiap pasir putih di tepian pantai. Udara segar bertiup riuh rendah menjamin kesejukan alami khas hutan-hutan tropis yang hijau. Suara burung-burung camar pun menyeruak indah seakan bernyanyi dan mensyukuri pemandangan menakjubkan ini. Dari dalam air pun berkeriapan berbagai ikan berwarna cantik menghiasi karang-karang hidup yang menari gemulai. Ini adalah sebuah surga kehidupan nyata di bumi.

Deskripsi tempat indah di atas bukanlah mimpi, semuanya nyata dan benar-benar ada. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Indonesia-lah tempatnya. Kepulauan yang berada di ujung barat laut pulau Papua ini memang sudah dikenal luas sebagai ‘tambang emas’ bagi para penggila petualangan. Sedangkan, bagi para penyelam dalam dan luar Indonesia, Raja Ampat dianggap sebagai surga yang tidak dapat diungkapkan kata-kata. Satu-satunya cara untuk membuktikan berbagai pendapat ini adalah dengan datang langsung menikmati ‘sang mutiara’ di ujung Papua ini.

Raja Ampat adalah sebuah kabupaten dan merupakan bagian dari Propinsi Papua Barat. Untuk mencapai Kepulauan ini, kita harus menginjakkan kaki di kota Sorong terlebih dahulu. Biasanya para wisatawan banyak menggunakan penerbangan untuk sampai ke kota ini. Setelah sampai kota Sorong, kita dapat menggunakan sejenis kapal cepat yang biasa berlayar dua kali sehari menuju Waisai, ibukota kabupaten Raja Ampat. Perjalanan hanya akan memakan waktu sekitar 2-3 jam saja dari pelabuhan Sorong, hingga sampai di pelabuhan Waisai Raja Ampat.

Secara umum, Raja Ampat adalah kepulauan yang terdiri dari banyak sekali pulau karang dan tersebar luas di seluruh wilayahnya. Namun demikian, Raja Ampat memiliki 4 pulau utama yang paling besar, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Batanta, Pulau Salawati, dan Pulau Misool. Empat pulau besar inilah yang menjadi titik awal penyebaran seluruh penduduk Raja Ampat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Wilayah perairan adalah daya tarik utama Raja Ampat, mengingat perairan Raja Ampat adalah salah satu dari 10 perairan terbaik di seluruh dunia. Hal ini didasarkan pada berbagai penelitian tentang kekayaan flora-fauna dan kelestarian alam laut yang dimiliki Raja Ampat.

Sebuah laporan badan konservasi internasional pernah menyebutkan bahwa perairan Raja Ampat memiliki sekitar 75% spesies laut seluruh dunia. Bahkan, wilayah laut dan darat Raja Ampat yang memiliki luas 4,6 juta hektar ini menjadi rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan dan ribuan biota laut lainnya. Oleh karena itu, dengan berbagai keunggulan ini tidak heran apabila Raja Ampat saat ini dianggap sebagai surga bawah laut tercantik di seluruh dunia.

Tidak hanya kekayaan alam bawah lautnya, Raja Ampat juga memiliki banyak hal menarik di atas permukaan lautannya. Banyak sekali pantai-pantai yang indah tersebar di seluruh kepulauan Raja Ampat. Umumnya, pantai ini berpasir putih dan memiliki kehalusan mendekati tepung. Selain itu, pulau-pulau yang membentuk deretan tebing tinggi pun banyak terdapat di Raja Ampat. Bahkan, beberapa tempat seperti Piaynemo, Teluk Kabui, dan Wayag telah terkenal hingga ke seluruh dunia lebih dulu sebelum dikenal di dalam negeri. Hutan-hutan tropis pun tidak kalah menariknya, bahkan ada beberapa tempat seperti desa Sawinggrai atau desa Saporkrein yang menyuguhkan pengalaman tak terlupakan melihat burung Cenderawasih dari dekat. Seperti kita ketahui, burung Cenderawasih adalah burung langka dan cantik khas Papua yang sering disebut sebagai burung surga.

Belum selesai sampai di kekayaan alam saja, Raja Ampat juga memiliki berbagai kebudayaan dan kesenian yang sangat unik dan menarik. Beberapa desa di Raja Ampat memang sudah mengukuhkan keberadaan mereka sebagai desa wisata, salah satunya adalah Desa Arborek. Desa yang berada di satu pulau kecil ini memiliki banyak sekali kesenian, mulai tarian-tarian tradisional, makanan Sinole yang dibuat dari sagu, hingga kerajinan anyaman daun pandan khas Arborek yang sudah diwariskan secara turun-temurun antar generasi. Desa Arborek hanyalah satu diantara desa-desa lain dengan keunikannya masing-masing.

Berbagai peninggalan sejarah pun banyak terdapat di Kepulauan yang memiliki ikatan dengan kesultanan Tidore, Maluku ini. Mulai dari sebagian penduduknya yang memiliki darah kerajaan Tidore Maluku, peninggalan-peninggalan perang dunia ke 2, sampai gua-gua dengan lukisan tangan khas manusia purba pun tersebar luas di Raja Ampat. Mempelajari keunikan Raja Ampat seolah tidak ada habisnya, inilah yang membuat kepulauan ini begitu berjaya hingga saat ini.

Betapa kayanya alam, sejarah dan budaya Kepulauan Raja Ampat, sehingga membuat dunia berdecak kagum. Kini Raja Ampat sudah menjadi salah satu tujuan wisata terkenal di dunia, hanya saja karena akses yang terbatas, untuk mencapainya diperlukan biaya yang tidak sedikit. Namun, tidak perlu khawatir, Raja Ampat semakin hari semakin berbenah diri dengan menyediakan berbagai fasilitas untuk semua kalangan. Penginapan berbentuk resort dengan harga mahal hingga motel kecil nan murah akan mudah kita jumpai di Raja Ampat. Para wisatawan hanya perlu lebih bijak untuk menjaga kepulauan indah ini agar selalu terjaga supaya keindahannya dapat terus dinikmati hingga generasi-generasi berikutnya.

Sebagai penutup, alam indah nan elok Raja Ampat ini tidak lepas dari kisah-kisah legenda yang telah dipercaya turun-temurun oleh seluruh masyarakat asli Raja Ampat. Konon, nama Raja Ampat diambil dari tujuh telur yang ditemukan oleh seorang wanita leluhur mereka. Empat diantaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang kelak menjadi Raja atas 4 pulau besar Waigeo, Salawati, Batanta, dan Misool. Sedangkan 4 lainnya menjadi hantu, seorang wanita dan sebuah batu. Kisah inilah yang secara tradisi dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai awal mula berdirinya Raja Ampat. Memang masih sulit dipercaya secara akal sehat, namun bila kita menelaah lagi maknanya, alam Raja Ampat adalah sebuah tempat sakral layaknya kerajaan yang harus tetap dijaga dari kerusakan dan kehancuran.

Sumber: indonesiakaya.com